Rabu, 07 Desember 2016

Manajemen Dakwah

MAKALAH MANAJEMEN DAKWAH "PERENCANAAN DAKWAH"
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
NIA DARMAWATI

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Manajerial (Al-Idariyyah) adalah meliputi Takhthith (perencanaan strategis, Tanzhim (pengorganisasian, penyusunan), Tawjih (pengarahan dan orientasi), dan Riqabah (pengawasan).
Perencanaan (takhthith) merupakan starting point dari aktivitas manajerial. Karena bagaimanapun sempurnanya suatu aktivitas manajemen tetap membutuhkan sebuah perencanaan. Karena perencanaan merupakan langkah awal bagi sebuah kegiatan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait agar memperoleh hasil yang opimal. Alasannya, bahwa tanpa adaya rencana, maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka usaha mencapai tujuan. Jadi, perencanaan memiliki peran yang sangat signifikan, karena ia merupakan dasar dan titik  tolak dari kegiatan pelaksanaan selanjutnya.. oleh karena itu, agar proses dakwah dapat memperoleh hasil yang maksimal, maka perencanaan itu merupakan sebuah keharusan. Segaa sesuatu itu membutuhkan rencana, segaimana dalam hadits Nabi Muhammad SAW: “Jika engkau ingin mengerjakan suatu pekerjaan, maka pikirkanlah akibatnya, maka jika perbuatan tersebut baik, ambillah dan jika perbuatan itu jelek, maka tinggalkanlah.” (H.R. Ibnul Mubarak)

Rumusan Masalah
Apa Pengertian Perencanaan Dakwah?





BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Perencanaan Dakwah
Rencana adalah suatu arah tindakan yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Dari perencanaan ini akan mengungkapkan tujuan-tujuan keorganisasian dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan guna mencapai tujuan.
Secara alami, perencanaan adalah bagian dari sunatullah, yaitu dengan melihat bagaimana Allah SWT menciptakan alam semesta dengan hak dan perencanaan yang matang disertai tujuan yang jelas. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Q.S Sad: 27
((((( ((((((((( ((((((((((( (((((((((( ((((( ((((((((((( ((((((( ( ((((((( (((( ((((((((( ((((((((( ( (((((((( (((((((((( ((((((((( (((( (((((((( ((((
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.”

Dalam organisasi dakwah, merencanakan disini menyangkut merumuskan sasaran atau tujuan dari organisasi dakwah tersebut, menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai tujuan dan menyusun hierarki lengkap rencana-rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan. Pada perencanaan dakwah menyangkut tujuan apa yang harus dikerjakan dan sarana-sarana.(bagaimana harus dilakukan).
Perencanaan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah takhthith. Perencanaan dalam dakwah islam bukan merupakan sesuatu yang baru, akan tetapi aktivitas dakwah di era modern membutuhkan sebuah perncanaan yang baik dan menjadi agenda yang harus dilakukan sebelum melangkah pada jenjang dakwah selanjutnya.
Konsep tentang perencanaan hendaknya memerhatikan apa yang telah dikerjakan pada masa lalu untuk merencanakan sesuatu pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan kajian-kajian masa kini untuk melakukan prediksi masa depan.  Sebagaimana yang tersirat dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr: 18
((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((( (((( ((((((((((( (((((( ((( (((((((( (((((( ( ((((((((((( (((( ( (((( (((( ((((((( ((((( ((((((((((( ((((
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Sebuah perencanaan dikatakan baik, jika memenuhi persyaratan berikut:
Didasarkan pada sebuah keyakinan bahwa apa yang dilakukan adalah baik. Standar baik dalam islam adalah yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan hadits
Dipastikan betul bahwa sesuatu yang dilakukan memiliki manfaat. Manfaat ini bukan sekadar untuk orang yang melakukan perencanaan, tetapi juga untuk orang lain, maka perlu memerhatikan asas maslahat untuk umat, terlebih dalam aktivitas dakwah.
Didasarkan pada ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang dilakukan.
Dilakukan studi banding (benchmark) yaitu melakukan studi terhadap praktik terbaik dari lembaga atau kegiatan dakwah yang sukses menjalankan aktivitasnya.
Dipikirkan dan dianalisis prosesnya, dan kelanjutan dari aktivitas yang akan dilaksanakan.

Sebelum melakukan perencanaan dakwah ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu:
Hasil (output) dakwah yang ingin dicapai
Da’i atau paa juru dakwah yang akan menjalankannya
Waktu dan skala prioritas
Dana (capital)

Unsur-unsur kerangka perencanaan dakwah dalam bentuk langkah dan aktivitas, yaitu:
Dakwah harus memiliki visi, misi, dan tujuan utama ke depan
Mengkaji realitas, dan lingkungan yang meliputi aspek yang terkandung di dalamnya
Menetapkan tujuan yang mungkin dapat direalisasikan, yakni dengan mengikuti metode dakwah yang ada
Mengusulkan berbagai bentuk wasilah atau sarana dakwah serta menetapkan alternative pengganti
Memilih sarana dan metode dakwah yang paling cocok
Dakwah harus bisa menjawab sasaran dalam hal ini; apa tujuan dakwah? Diamana dakwah itu akan dilaksanakan? Kapan? Dan apa materi yang akan disampaikan?

Setelah beberapa bentuk aktivitas tersebut dilaksanakan, maka akan terbentuk unsur-unsur perencanaan yang meliputi:
Sasaran perencanaan
Waktu atau momen yang dibutuhkan untuk menyusun langkah/strategi dakwah
Para da’i yang akan diterjunkan sesuai dengan perencanaan tersebut
Aktivitas atau proses dakwah
Aktivitas pengawasan, evaluasi, dan penelitian

Dalam istilah manajemen, perencanaan memerlukan asas akuntabilitas kinerja pada pelaku dakwah. Asas ini menentukan, bahwa setiap kegiatan operasional organisasi dakwah dan hasil akhirnya harus dipertanggungjawabkan, baik secara moral maupun institusional kepada masyarakat.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar