Judul Buku : ETIKA DAN
ESTETIKA DAKWAH
Perspektif Teologis, Filosofis dan Praktis
Pengarang : Dr. Hajir
Tajiri, M.Ag
Penerbit : Simbiosa
Rekatama Media
Cetakan : I
Tahun Terbit : 2015
ISBN : 978-602-7973-26-8
Ukuran Buku :16 x 24 cm
Tebal Buku : 192 Halaman
Isi : HVS
70 gram, B/W ; Sampul : AC 210 gram
Penjilidan : Perfect
Binding
Harga : Rp.
45.000
Dakwah
merupakan kegiatan memanggil atau menyeru kepada manusia menuju jalan Allah,
baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. Oleh karena itu, dakwah harus
dilakukan dengan ilmu. Orang yang memiliki minat untuk terjun ke dunia dakwah
wajib memahami aturan-aturan dan mekanisme dakwah secara utuh serta sempurna
sebelum lebih jauh mempraktikkannya. Jika seseorang memaksakan diri melakukan
dakwah tanpa menguasai atau memahami “ilmu”-nya (antara lain berkaitan dengan
etika dan estetika dakwah), bukan hanya proses dan hasilnya saja yang kurang
baik, melainkan juga akibatnya dapat membahayakan, baik bagi citra Islam,
dakwah, maupun kehidupan keagamaan pada umumnya.
Menguasai ilmu
dakwah hukumnya adalah wajib, seperti wajibnya berdakwah bagi setiap muslim.
Dakwah sering dipahami secara keliru oleh beberaapa kalangan, seakan mereka
mengangga enteng permasalahan dakwah (tasahhul). Sikap tersebut kurang
mengindahkan nilai-nilai kemaslahatan sebagai tujuan syariat islamserta dampak
yang mungkin ditimbulkan. Atau karena begitu sangat meyakini ajarannya,
kemudian terjebak pada sikap dan perilaku berlebih-lebihan (tatharruf)
serta kurang memperhatikan rambu-rambu dan isyarat-isyarat petunjuk kebaikan
bagaimana dakwah seharusnya dilakukan.
Dakwah hakikatnya manifestasi dari paham keagamaan seseorang. Dakwah juga merupakan ekspresi dari pemahamannya mengenai agama. Ketika pemahamannya tentang ajaran agama dan cara mendakwahkannya terjadi kekeliruan atau bahkan kesalahan, maka dakwah yang ditampilkannya pun menjadi salah. Pemahaman agama yang salah akan berpengaruh pada ekspresi keberagaman, termasuk dalam melakukan aktivitas dakwah.
Upaya
mengembangkan dakwah yang ideal meman bukan perkara mudah untuk mewujudkannya.
Namun, berbagai kekliruan dalam praktik dakwah bukan berarti harus berhenti
dilakukan. Apa jadinya bila dakwah yang berkembang terkontaminasi oleh kualitas
dainya yang rendah dan bermasalah.
Untuk mencegah
dan meminimalisir kekeliruan dalam praktik dakwah, harus mempunyai wawasan yang
luas mengenai dakwah. Salah satunya dengan membaca buku-buku yang berkaitan
dengan dakwah. Buku karangan Hajir Tajiri dengan judul etika dan estetika
dakwah menjadi salah satu referensinya.
Dakwah bukan
hanya cara tetapi terdapat nilai-nilai yang penting untuk diusung dan
diperhatikan. Diantaranya adalah nilai yang melekat pada pribadi dai, yang
melekat pada proses dakwah, nilai-nilai kearifan, kepatutan, kesesuaian dengan
ajaran islam, keteladanan, keindahan, dan lain-lain.
Etika dakwah
berarti pedoman dalam berdakwah, sedangkan estetika dakwah merupakan sesuatu
yang melekat pada pribadi pendakwah. Etika dan estetika dakwah, dalam kaitannya
dengan masyarakat, menegaskan keberadaan dakwah sebagai aktvitas yang
mempertimbangkan aspek-aspek yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, termasuk
budaya yang dimilikinya sehingga dakwah yang dilakukan mampu beradaptasi dengan
budaya dan bahkan memanfaatkannya untuk kepentingan dakwah. Begitupun
sebaliknya, dakwah memberikan peneguhan dan penguatan atas budaya yang dianggap
baik dan perlu dipertahankan. Etika dakwah memberikan suatu tuntunan agar
dakwah sedapat mungkin merefleksikan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam
arti yang sehat dan sesuai dengan pemenuhan fitrah manusia
Buku ini
memberikan pemikiran diantaranya tentang etika dan estetika dakwah, bagaimana
seharusnya dakwah dijalankan, bagaimana seharusnya dai sebagai ujung tombak
keberhasilan dakwah bertindak atau melaksanakan tugas dakwahnya sehingga
masyarakat dengan tulus ikhlas mau dan mampu menerima dakwah serta bagaimana
dai menentukan pilihan metode dalam berdakwah sebab dalam etika bukan hanya
cara, tetapi pertimbangan apa yang mendasari penggunaan cara itu sehingga
pemilihan suatu metode dirasakan sebagai suatu pilihan yang terbaik yang harus
digunakan.
Dr. Hajir
Tajiri, M.Ag. selaku pengarang buku ini yang merupakan dosen prodi Bimbingan
Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung memulai
pemaparannya pada bab 2 tentang pengertian serta ruang lingkup etika dan
estetika dakwah. Kemudian secara sistematis, pengarang membahas berbagai topic
permasalahan berkaitan dengan dunia dakwah yang dirangkum dalam bab demi bab:
Landasan dan keutamaan etika dan estetika dakwah (BAB 3), kajian etika dai (BAB
4), kaidah normative dalam al-qur’an dan hadits serta pandangan para ulama (BAB
5), implementasi kode etik dakwah dalam dunia professional (BAB 6), perkembangan
dan regulasi pemerintah (BAB 7), kajian kritis atas isu kontemporer (BAB 8), seni
dan humor (BAB 9) dan teori etika dan estetika dakwah.
Selain itu, dalam
buku ini juga ditambahkan meteri mengenai etika amar ma’ruf nahi munkar: studi
terhadap aksi Front Pembela Islam (FPI). FPI merupakan organisasi yang dikenal
memiliki watak keras dan bersikap tegas bahkan terkesan arogan terhadap
berbagai praktik kemaksiatan di tanah air sehingga menimbulkan banyak pro dan
kontra terhadap dakwah yang mereka jalankan. Inilah salah satu alasan yang
menyebabkan buku ini menarik untuk dibaca.
Di dalam buku
ini terdapat kata-kata yang kurang
dimengerti sehingga menghambat proses membaca. Selain itu kurangnya contoh
kasus dibeberapa materi yang menyulitkan untuk memahami materi tersebut.
Sehingga itu menjadi kelemahan buku ini.
Terlepas dari
kelemahan yang terdapat di dalam buku ini, secara keseluruhan buku ini sangat direkomendasikan
dan bermanfaat bagi para mahasiswa dakwah (sebagai acuan atau referensi dalam
perkuliahan), praktisi dakwah (sebagai bahan bacaan serta panduan dalam proses
pelaksanaan dakwah), dan masyarakat umum yang ingin mengetahui ilmu yang
berkaitan dengan dakwah.
Buku ini layak
dan penting untuk dibaca karena dakwah itu bukan hanya tugas seorang dai akan
tetapi tugas semua umat islam. Dalam berdakwah sangat memerlukan etika dan
estetika karena mutu proses dan hasil dakwah tidak semata-mata ditentukan oleh
kepiawaian menyampaikan pesan, tetapi juga karakter, akhlak, kepribadian serta
keindahan dalam berdakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar